Struktur Cerpen

Struktur cerpen – Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, terdapat beberapa materi mengenai teks panjang dan mengandung unsur cerita. Teks tersebut memiliki beragam-macam sebutan nama dan kegunaannya masing masing. Salah satu teks panjang yang tidak asing bagi setiap siswa ialah cerita pendek atau cerpen. Meskipun dinamakan cerita pendek, namun jumlah paragraf yang terdapat di dalam teks cerita pendek bisa mencapai 5 paragraf atau lebih. Lumayan panjang bukan? Sering kali banyak siswa yang mendapatkan tugas membuat cerpen atau jelaskan pengertian cerpen. Untuk mengetahui berbagai hal yang berkaitan dengan cerpen, berikut penjelasannya.

Pengertian Cerpen

Pengertian cerpen

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia cerpen ialah akronim dari cerita pendek dan merupakan karya sastra yang kurang dari 10.000 kata, memiliki kesan tunggal dan berpusat hanya pada satu tokoh atau situasi. Pada umumnya cerpen akan diartikan sebagai karya sastra fiktif dan berkisah tentang suatu permasalahan yang sedang dialami oleh tokoh utama di dalam cerpen, mulai dari awal masalah, munculnya masalah, hingga penyelesaian masalah yang digambarkan oleh penulis cerpen melalui penokohan tokoh utama cerpen.

Ceritanya yang pendek seharusnya cukup mampu untuk dijadikan cerita yang habis dibaca satu kali duduk. Karena memiliki batas kata maksimal juga situasi yang tidak terlalu rumit, cerpen dapat dibedakan dengan karya cerita lainnya.

Pengertian Cerpen Menurut Para Ahli

Beberapa ahli dan pakar didunia sastra atau teks, mengartikan bahwa pengertian teks cerpen sebagai berikut:

Hendy

Menurut Hendy, cerita pendek atau yang biasa disebut cerpen merupakan tulisan yang tidak terlalu panjang dan berisi kisah tunggal.

H. B. Jarsin

Cerpen merupakan suatu bentuk dari karangan karya tulis yang cukup lengkap dan terdiri dari 3 bagian penting, yaitu perkenalan, permasalahan, dan penyelesaian.

Sumardjo dan Saini

Cerita pendek ialah cerita yang tidak benar benar terjadi di dunia nyata dan hanya mengandung teks kata yang singkat dan pendek.

J. S Badudu

Mengungkapkan bahwa cerpen hanya berfokus pada satu kejadian saja.

Aoh K. H

Berkaitan dengan karya sastra lainnya, cerpen merupakan bentuk kisah prosa yang pendek.

Struktur Teks Cerpen

Struktur cerpen

Penempatan bagian bagian cerita di dalam setiap karya sastra perlu diberi perhatian lebih. Banyaknya ide cerita yang muncul kerap menjadi rintangan, oleh karena itu dibutuhkan struktur teks yang pas dan sesuai dengan karya tersebut. Sama halnya dengan cerpen, berikut ialah struktur cerpen yang wajib diingat:

Abstrak

Struktur cerpen pada bagian awal cerita yang berisi tentang penggambaran alur cerita yang akan terjadi di dalam cerpen, meski merupakan bagian awal dan berisikan gambaran cerita, namun bagian abstrak dalam cerpen bersifat optional atau tidak wajib ada.

Orientasi

Ketika memasuki bagian orientasi maka poin penting yang akan didapatkan ialah mengenai waktu, latar tempat, dan latar suasana yang terjadi di dalam cerpen. Selain itu, pengenalan mengenai tokoh cerpen pun akan muncul pada bagian orientasi.

Komplikasi

Sesuai dengan nama bagian strukturnya, komplikasi mengandung unsur yang akan membuat cerpen menjadi semakin menarik untuk dibaca. Bagian komplikasi ini harus menarik perhatian pembaca agar teks cerpen dibaca sekali habis. Permasalahan akan muncul dan berkembang sehingga watak dari setiap tokoh akan mulai terlihat.

Evaluasi

Situasi ketika permasalahan mencapai puncak klimaks dan semakin rumit dan perlahan menemukan cara untuk menyelesaikan masalah.

Resolusi

Penulis mengungkapkan solusi dari masalah melalui tokoh di dalam cerpen yang akan menemukan solusi yang tepat dan masalah akan diselesaikan.

Koda

Seperti penutup di bagian akhir cerpen, bagian koda merupakan bagian akhir dari cerpen dan penulis akan menyampaikan pesan moral dan makna yang terkandung di dalam cerpen tersebut.

Itulah struktur-struktur cerpen yang harus diketahui.

Kaidah Kebahasaan Cerpen

Kaidah Kebahasaan Cerpen

Kaidah kebahasaan dalam teks cerpen meliputi hal hal yang berkaitan dengan pemilihan kata dan penggunaan serta penempatan kata atau tanda baca agar kalimat yang dibangun dapat sesuai dan selaras. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam kaidah kebahasaan cerpen ialah:

Penggunaan Gaya Bahasa

Penggunaan gaya bahasa seperti majas tidak hanya bisa diaplikasikan pada karya sastra puisi saja, namun karya seperti cerpen pun dapat menggunakan kalimat majas di dalam ceritanya. Namun, gaya bahasa seperti majas yang digunakan di dalam cerpen harus lebih komunikatif dan efektif agar mudah dipahami ketika dibaca habis satu kali.

Kalimat Langsung dan Kalimat Tidak Langsung

Membaca kalimat yang memiliki pola sama cenderung membuat pembaca jenuh dan tidak tertarik untuk membaca hingga akhir. Oleh karena itu, keterampilan seperti menggunakan kalimat langsung dan kalimat tidak langsung sangat dibutuhkan dalam pembuatan cerpen. Hal ini ditujukan agar pembaca tidak cepat bosan dan percakapan yang dibangun akan terasa lebih hidup.

Menggunakan Bahasa yang Tidak Baku

Kebanyakan karya sastra memang lebih kaku dan memiliki kalimat yang baku dan kurang cocok untuk dinikmati jika hendak dibaca sekali habis seperti cerpen. Meskipun karya sastra lain pun bisa dibaca sekali duduk, namun cerpen memiliki jumlah kata yang terbilang cukup banyak. Jika bahasa yang digunakan baku maka akan keseruan membaca cerpen akan berkurang.

Ciri Ciri Cerpen

Ciri ciri cerpen

Ciri-ciri cerpen adalah ceritanya yang terfokus dengan satu alur saja. Selain itu, apa saja ciri ciri cerpen? Berikut penjelasannya:

  • Fokus dengan satu alur cerita.
  • Memiliki jumlah kata yang kurang dari 10.000 kata.
  • Tidak berdasarkan peristiwa nyata atau fiktif.
  • Dapat dibaca satu kali atau habis dalam satu kali duduk.
  • Meskipun fiktif namun isi pesan moral yang terkandung di dalam cerpen merupakan pesan dari kehidupan sehari hari.
  • Lebih singkat dari karya tulis lainnya seperti novel.
  • Menggunakan bahasa yang mudah dipahami.
  • Unsur penokohan di dalam cerpen tergolong sederhana.
  • Hanya menyajikan beberapa peristiwa.
  • Mengandung kesan dan pesan yang mendalam.

Selain ciri ciri di atas, terdapat beberapa ciri kebahasaan cerpen yang juga harus diperhatikan:

  • Cenderung lebih sering menggunakan kalimat yang menunjukkan peristiwa lampau, seperti pada waktu itu, ketika itu, atau beberapa tahun yang lalu.
  • Menggunakan kata penghubung yang berkaitan dengan waktu, seperti setelah itu, kemudian, pada akhirnya, dan sebagainya.
  • Kata kerja yang digunakan di dalam teks cerpen cenderung memiliki arti menggambarkan sesuatu, seperti menghindar, memasak, meminum, memanjat, dan sebagainya.
  • Lebih sering menggunakan kata kerja yang menunjukkan ungkapan penulis melalui tokoh di dalam cerita, seperti menyatakan bahwa, menjelaskan tentang, dan sebagainya.
  • Menggambarkan perasaan tokoh melalui kata kerja, seperti menginginkan, mengharapkan, merasakan, dan sebagainya.
  • Mengandung unsur dialog yang cukup banyak untuk menunjukkan adegan percakapan.
  • Pada umumnya mengandung kalimat narasi untuk menggambarkan suasana, tempat, waktu, dan tokoh.

Fungsi Cerpen

Fungsi struktur cerpen yang terdiri dari abstrak, orientasi, komplikasi, resolusi, dan koda ialah:

  • Abstrak, berfungsi untuk menjelaskan inti dari cerita pendek yang akan dibuat.
  • Orientasi, berfungsi sebagai penggambaran mengenai latar waktu, tempat, dan suasana.
  • Komplikasi, berfungsi untuk menjelaskan masalah secara berurut berdasarkan sebab akibat di dalam alur cerita.
  • Evaluasi, berfungsi untuk mengarahkan pembaca kepada puncak masalah dan secara perlahan menemukan sumber dan solusi masalah.
  • Resolusi, berfungsi sebagai penyaji solusi dari masalah yang terjadi di dalam cerita.
  • Koda, berfungsi sebagai penutup bagian akhir cerita serta penyampaian pesan moral.

Selain itu, fungsi teks cerpen sendiri meliputi:

  • Fungsi rekreatif, dengan cerita yang singkat namun bermakna, teks cerpen dapat berfungsi sebagai teks yang cukup menghibur.
  • Fungsi religiusitas, pesan moral yang terkandung di dalam cerpen seringkali mengandung pesan religius.
  • Fungsi estetis, memberikan rasa puas terhadap pembaca.
  • Fungsi moralitas, peran moral yang mampu menunjukkan yang baik dan yang buruk.
  • Fungsi didaktif, berfungsi sebagai bahan materi pembelajaran.

Macam Macam Cerpen

Macam macam tema cerpen yang sering digunakan yaitu:

  • Persahabatan, dari sekian banyaknya tema cerpen yang bisa digunakan, tema persahabatan menjadi mayoritas. Mengapa? Karena ketika menggunakan tema persahabatan siapapun itu bisa membacanya. Di dalam majalah anak anak pun, tema cerpen yang digunakan pasti lah persahabatan. Oleh karena itu tema persahabatan cocok untuk dibaca semua kalangan.
  • Keluarga, selain persahabatan, tema cerpen yang menjadi mayoritas lainnya ialah keluarga. Cerpen bertema keluarga biasanya akan membahas mengenai kehidupan sehari hari di dalam rumah yang dilakukan oleh setiap anggota, namun ada juga yang membahas konflik ringan hingga berat yang terjadi di dalam keluarga.
  • Percintaan, selanjutnya ialah tema percintaan. Meskipun tidak dapat dibaca bebas oleh anak anak, namun dewasa ini sudah banyak cerita pendek dengan tema percintaan yang muncul di berbagai majalah anak. Tentu saja cerita yang digunakan pun sederhana dan dapat dipahami oleh anak anak. Selain itu, tema percintaan pula bisa menjadi tema yang sangat romantis ketika dibaca oleh remaja.

Jenis jenis cerpen dapat dibedakan dari seberapa banyak jumlah kata yang terdapat di dalam teks cerpen tersebut, pembagiannya ialah:

  • Cerpen mini, terdiri dari 750-1000 kata di dalam teks cerpen.
  • Cerpen ideal, terdiri dari 3000-4000 kata di dalam teks cerpen.
  • Cerpen panjang, jumlah teks cerpen panjang mampu mencapai jumlah kata maksimal yang boleh digunakan oleh cerpen yaitu 10.000 kata.

Selain itu, jenis jenis cerita pendek juga dapat dikategorikan berdasarkan teknik mengarangnya, yaitu:

  • Cerita sempurna, jenis cerpen yang satu ini mempunyai fokus yang tertuju hanya pada satu tema saja. Dengan alur cerita yang jelas dan akhir cerita yang mudah dimengerti oleh pembaca. Biasanya, cerpen sempurna akan terasa lebih realitas atau fakta dan siapapun bisa membaca dan memahami maksud pesan moral dari cerpen ini.
  • Cerpen tidak utuh, berbeda dengan cerpen sempurna, cerpen tidak utuh cenderung memiliki tema yang terbagi bagi dan alurnya tidak terstruktur. Dikatakan tidak utuh karena isi dari teks cerpen ini memiliki beragam-macam ide cerita, namun jenis cerpen ini juga dikatakan sulit untuk dipahami terutama oleh pembaca awam. Biasanya, para pembaca menyebut cerpen tidak utuh dengan sebutan cerpen berat.

Baca juga:

Contoh Cerpen Singkat

Contoh cerpen singkat anak baru

Untuk dapat memahami arti cerpen yang lebih mendalam, akan lebih baik jika membaca langsung contoh cerpen singkat di bawah ini:

Anak Baru

Dalam rangka mengikuti karir Papa nya yang harus pindah keluar kota, Arin merelakan kenangan indah bersama Rani sahabatnya yang sudah sejak kecil bersama. Arin dan Rani selalu menjadi nama yang paling diingat di antara semua nama di sekolah. Namun, sejak kepergian Arin keluar kota, Rani sendirian setiap hari dan merasakan kehampaan di dalam dirinya.

Sehari sebelum keberangkatan Arin.

Rani: Rin, kamu bener bener harus pergi nih? Kamu tinggal di rumah aku aja, Rin. Gapapa kok, mama dan papa ku pasti ngasih izin. Ya ya ya?
Arin: Ran, gak bisa gitu. Aku juga ingin tetap di sini sama kamu, tapi aku gak mau ngerepotin om sama tante. Aku janji, aku bakal sering main ke sini kok.
Rani: Kamu harus janji ya sama aku. Kamu harus sering main ke sini, kalau liburan kamu harus kesini, oke?
Arin: Iya Ran, aku janji.

Arin pindah menuju sekolah yang lebih besar di kota yang lebih besar pula. Kota tempat tinggal Arin tumbuh bersama Rani memang hanya kota kecil dan terasa seperti di pedesaan. Bukit yang masih hijau, air yang tetap jernih, serta suara burung yang berkicau setiap pagi. Alih alih merasa senang karena tinggal di kota yang lebih besar dan bagus, Arin justru merasa takut dan cemas. Ia takut jika teman temannya nanti tidak senang dengan kehadiran dirinya dan mengejek penampilannya yang seperti anak desa.

Sesampainya di kota baru, Arin merapikan kamarnya dan bersiap untuk masuk sekolah di keesokan harinya.

Bu Guru: Anak anak, hari ini kita kedatangan murid baru. Arin, silahkan perkenalkan diri kamu.
Arin: Baik bu, terima kasih. Halo semua, namaku Arin. Aku baru aja pindah ke kota ini kemarin sore, salam kenal ya.
Murid: Ya, salam kenal.

Secara bergantian para murid menjawab salam perkenalan Arin.

Sementara itu, Rani yang ditinggal sendirian di kota lamanya Arin terus menerus melamun memikirkan sahabatnya.

Intan: Halo Rin, kenalin aku Intan. Salam kenal ya.
Arin: Oh iya, halo Intan.

Arin merasa senang karena ada yang mengajaknya berbicara dengan lembut, Arin pun seperti merasakan kehadiran Rani di dalam diri Intan.

Setiap pulang sekolah, Rani akan langsung memeriksa hp nya dan mengirim pesan kepada Arin. Menanyakan apa saja yang Arin lakukan di sekolah barunya. Hubungan Arin dan Rani pun lancar, pertemanan mereka baik baik saja. Dan Rani pun mengetahui bahwa Arin memiliki sahabat baru bernama Intan.

Ketika libur sekolah akan tiba, Arin tiba tiba kehilangan ponselnya. Dan ia pun kehilangan semua kontak teman teman lamanya termasuk Rani.

Arin: Intan, bagaimana ini? Aku kehilangan kontak Rani. Aku harus gimana?
Intan: Tenang dulu Rin, nanti kalau udah libur sekolah kita sama sama ke tempatnya Rani ya.

Rani yang merasa kehilangan Arin karena tidak mendapat pesan apapun mulai khawatir. Ia takut sesuatu yang tidak baik menimpa sahabatnya. Namun, Rani pun tidak bisa berbuat apa apa. Kehilangan kontak dan tidak tahu alamat rumah Arin di kota membuat Rani putus asa. Hari harinya semakin diisi dengan lamunan.

Hingga pada saatnya libur sekolah pun tiba.

Arin: Intan, kita besok jadi kan ke tempatnya Rani? Kamu mau ikut kan?
Intan: Iya Rin, kamu tenang aja. Aku bakal nemenin kamu kok besok.
Arin: Besok kita ketemu di terminal jam 9 ya!
Intan: Oke.

Waktu cepat berlalu, Arin dan Intan pun bertemu di terminal pukul 9. Mereka menaiki bis yang akan mengantar mereka menuju tempatnya Rani.

Setelah menempuh 3 jam perjalanan, Arin dan Intan tiba di tempat tujuan.

Arin: Intan, ayo buruan. Bentar lagi kita sama ke rumah Rani. Ayo lari, Intan!
Intan: Iya Arin, kamu pelan pelan dong.

Ditengah perjalanan sambil berlari tergesa gesa, Arin menabrak seseorang di depannya. Ia tidak melihat bahwa di depannya ada seorang gadis yang sedang berjalan sambil membawa belanjaan di kantong kresek.

Intan: Ya ampun Arin.
Gadis yang ditabrak oleh Arin pun bangun dan menoleh.
Rani: Arin?!
Arin: Rani! Ternyata kamu yang aku tabrak, maaf ya Ran aku gak liat.

Rani seketika langsung memeluk Arin dengan senang dan terharu.

Rani: Ih kamu kenapa gak bilang kalau mau ke sini? Lagian kamu kemana aja sih gak pernah ngasih kabar atau chat aku?
Arin: Maaf ya Rin, hp ku hilang jadi kontak kamu juga hilang deh.
Rani: Ya ampun kok bisa sih. Yaudah gapapa, yang penting sekarang kamu udah di sini. Yaudah yuk ke rumah aku! Oh iya, itu Intan ya?
Intan: Oh iya, halo Ran. Aku Intan temennya Arin di sana.
Rani: Halo Intan, seneng banget bisa ketemu kamu. Kamu pasti capek ya jadi temennya Arin? Dia kan cerewet banget.
Intan: Hahaha, iya nih.
Arin: Ih Rani, kamu gitu deh. Ini aku datang untuk memenuhi janji ku loh. Aku kan udah janji setiap libur sekolah bakal ke sini nemuin kamu.
Rani: Iya Rin, aku tau kamu bakal menepati janji kamu, makasih ya.

Akhirya Arin, Rani, dan Intan pun berjalan bersama menuju rumah Rani.

Menjanjikan sesuatu kepada orang lain merupakan hal yang sangat penting. Besar atau kecil janji tersebut, keduanya harus tetap di tepati. Karena janji merupakan kepercayaan yang diperlukan dalam setiap hubungan, persahabatan atau percintaan. Menepati janji berarti menghargai hubungan yang dijalani.

Nah, setelah membaca contoh teks cerpen di atas apakah sekarang sudah paham dengan cerpen? Jika ada yang belum paham mengenai pengertian, kaidah kebahasaan, ciri, dan struktur cerpen bisa melihat video berikut ini.

Semoga artikel ini dapat membantu ya.

Referensi: KBBI

Tinggalkan komentar