Daftar Isi:
Jawaban Citraan dalam Puisi – Dalam artikel kali ini akan disajikan informasi tentang jawaban citraan dalam puisi. Pembahasan ini terdapat pada buku Bahasa Indonesia kelas X yaitu buku Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas X.
Sebelumnya, sobat baca dan pahami terlebih dahulu tentang makna pengimajian/citraan. Setelah itu kerjakan tabel di bawah untuk mengukur pemahaman sobat terhadap materi tersebut.
Berikut ini pembahasan soal selengkapnya. Simak yuk !
Jawaban Citraan dalam Puisi, Bahasa Indonesia SMA Kelas 10 Kurikulum Merdeka Halaman 166
Pengimajian/citraan
Pengimajian atau citraan merupakan kata atau susunan kata yang dapat menimbulkan efek khayalan atau imajinasi pada diri pembacanya. Pembaca seolah-olah ikut merasakan, mendengar, melihat, meraba, dan mengecap sesuatu yang diungkapkan dalam puisi. Ada beberapa jenis citraan berdasarkan efek imajinasi yang ditimbulkan pada pembaca, yaitu citraan penglihatan, pendengaran, perabaan, pengecapan, penciuman, dan citraan gerak (Pradopo, 2012: 80).
Untuk memahaminya, di bawah ini merupakan beberapa kutipan teks puisi. Bacalah dengan saksama kutipan teks puisi tersebut, kemudian tentukan jenis citraan dan efeknya bagi pembaca.
Baca Juga : Kunci Jawaban Bab 3 Buku Siswa Kelas 2 Pendidikan Agama Islam Kurikulum Merdeka Halaman 74
Tabel 6.5 Isian jenis citraan dalam puisi
Baca Juga : Kunci Jawaban Bab 3 Buku Siswa Kelas 2 Pendidikan Agama Islam Kurikulum Merdeka Halaman 72
Jawaban :
No | Kutipan puisi | Jenis citraan | Efek bagi Pembaca |
1 | Kebun Hujan …. Subuh hari kulihat bunga-bunga hujan dan daun-daun hujan/ berguguran di kebun hujan, bertaburan jadi sampah hujan. … (Joko Pinurbo, Antologi Celana Pacar Kecilku di Bawah Kibaran Sarung, 2007) | Penglihatan | Pembaca seolah-olah dapat melihat hujan yang turun dan daun-daun berguguran. |
2 | Asmarandana Ia dengar kepak sayap kelelawar dan guyur sisa/ hujan dari daun,/ karena angin pada kemuning. Ia dengar resah kuda/ serta langkah … (Goenawan Muhammad, Antologi Asmaradana, 1992) | Pendengaran | Pembaca seolah-olah mendengar kepakan sayap kelelawar dan langkah kuda. |
3 | Pemandangan Senjakala …. Kelelawar-kelelawar raksasa datang dari langit kelabu tua/ Bau mesiu di udara, Bau mayat. Bau kotoran kuda …. (WS. Rendra, Antologi Blues untuk Bonnie, 2008) | Penciuman | Pembca seolah-olah dapat mencium bau mesiu. |
4 | Di Sisimu …. Dekaplah aku meski bukan/ untuk yang terakhir kali. Angin terasa dingin/di batin. …. (Soni Farid Maulana, Antologi Angsana, 2007) | Perabaan | Pembaca seolah-olah dapat meraba atau merasakan angin yang dingin. |
5 | Diponegoro …. Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai Jika hidup harus merasai Maju Serbu Serang Terjang …. (Chairil Anwar, Antologi Aku Ini Binatang Jalang, 1993) | Gerakan | Pembaca seolah-olah dapat merasakan Gerakan. |
6 | Pembicaraan …. yang ada hanya sorga. Neraka adalah rasa pahit di mulut waktu bangun pagi …. (Soebagio Sastrowardojo, Antologi Daerah Perbatasan, 1982) | Pengecap | Pembaca seolah-olah dapat merasakan rasa pahit. |
7 | Kebun Hujan …. Aku terbangun dari rerimbun ranjang, menyaksikan angin/ dan dingin hujan bercinta-cintaan di bawah rerindang hujan. …. (Joko Pinurbo, Antologi Celana Pacar Kecilku di Bawah Kibaran Sarung, 2007) | Penglihatan | Pembaca seolah-olah dapat melihat angin. |
8 | Di Tengah Jalan … Sayup-sayup terdengar suara kereta penghabisan/ Gerbong-gerbong dikosongkan tinggal muatan kematian/ Di tengah jalan terdengar lolongan bersahutan. …. (Leon Agusta, Antologi Gendang Pengembara, 2012) | Pendengaran | Pembaca seolah-olah dapat mendengarkan suara yang ditimbulkan oleh kereta. |
9 | Catatan Kaki Sehabis Demonstrasi …. aku melihat diam tak seorang saja tapi satu bangsa kulihat batu padahal manusia menunggu waktu …. (Radhar Panca Dahana, Antologi Lalu Waktu. 1994) | Penglihatan | Pembaca seolah-olah dapat melihat apa yang diutarakan oleh penulis. |
10 | Suara Terompet Akhir Tahun …. di ujung malam sedingin es dalam kulkas; apa yang kau harap dari suara terompet akhir tahun? …. (Soni Farid Maulana, Antologi Selepas Kata, 2004) | Pendengaran | Pembaca seolah-olah dapat mendengar suara terompet. |
Baca Juga : Kunci Jawaban Bab 3 Buku Siswa Kelas 2 Pendidikan Agama Islam Kurikulum Merdeka Halaman 70
Kesimpulan
Demikianlah pembahasan mengenai jawaban citraan dalam puisi. Materi ini ada pada buku Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas X. Penyajian jawaban ini semoga dapat bermanfaat dalam membantu sobat dalam memahami materi tersebut.
Disclaimer : Pembahasan mengenai jawaban di atas merupakan panduan yang dapat digunakan dalam belajar, bukan jawaban yang mutlak akan tetapi bersifat terbuka dan masih dapat dikembangkan.