Jawaban Menganalisis Kebahasaan Kritik Sastra dan Esai

Jawaban Menganalisis Kebahasaan Kritik Sastra dan Esai – Dalam artikel ini akan disajikan informasi tentang analisis kebahasaan kritik sastra dan esai. Materi ini terdapat pada buku Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas XII  Kurikulum Merdeka.

Kritik sastra dan esai merupakan jenis tulisan yang cukup populer dalam dunia literatur. Dalam menulis kritik sastra dan esai, penulis perlu memperhatikan kebahasaan yang digunakan agar tulisan dapat disampaikan dengan jelas dan mudah dipahami oleh pembaca.

Nah, kali ini kalia akan belajar melakukan analisis kaidah kebahasaan teks ”Menimbang Ayat-ayat Cinta” dan ”Gerr”. Berikut adalah pembahasan soal selengkapnya, mari kita simak bersama !

Jawaban Menganalisis Kebahasaan Kritik Sastra dan Esai Halaman 210

Tugas

Bacalah kembali teks ”Menimbang Ayat-ayat Cinta” dan ”Gerr” di atas. Kemudian, kerjakan tugas berikut.

1. Analisislah kaidah kebahasaannya dengan menggunakan tabel berikut ini.

Judul teks: . . . .

Baca Juga : Jawaban Menganalisis Sistematika Kritik Sastra dan Esai

Jawaban Menganalisis Kebahasaan Kritik Sastra dan Esai

2. Berikan komentarmu terhadap gaya bahasa yang digunakan dalam teks esai tersebut!

Baca Juga : Jawaban Menyusun Pernyataan Esai terhadap Objek atau Peristiwa

Jawaban :

1. Teks ”Menimbang Ayat-Ayat Cinta”

NoKaidah kebahasaanKutipan
1Banyak menggunakan pernyataan – pernyataan persuasif.Nilai dan budaya Islam sangat kental dirasakan oleh pembaca pada setiap bagiannya. Bahkan, hampir di tiap paragraf kita akan menemukan pesan dan amanah. Ya, katakan saja paragraf yang sarat dengan amanah. Namun, dengan bentuk yang seperti itu tidak kemudian membuat novel ini menjadi membosankan untuk dibaca karena penulis tetap menggunakan kata-kata sederhana yang mudah dipahami dan tidak terkesan menggurui.
2Penggunaan pernyataan atau ungkapan yang bersifat menilai atau mengomentari.Satu hal yang ditemukan terlihat janggal dalam novel ini adalah karakter tokoh, yaitu Fahri yang digambarkan begitu sempurna dalam novel tersebut.

Maksud penulis di sini, mungkin ia ingin menggambarkan sosok manusia yang benar-benar mencitrakan Islam dengan segala kebaikan dan kelembutan hatinya.

3Penggunaan istilah teknis.Teenlit

Hiperbola

4Penggunaan kata kerja mental.Karya sastra yang baik juga bisa menggambarkan hubungan antarmanusia, manusia dengan lingkungan dan manusia dengan Tuhan.

Novel yang kemudian menjadi fenomena tersendiri dalam perjalanan karya sastra Indonesia, terutama yang beraliran islami, karena penjualannya mampu mengalahkan buku-buku yang digandrungi, seperti Harry Potter ini mengusung tema cinta islami yang dihiasi dengan konflik-konflik yang disusun dengan apik oleh penulisnya.

Baca Juga : Jawaban Menyusun Kritik Sastra

Teks ”Gerr”

NoKaidah kebahasaanKutipan
1Banyak menggunakan pernyataan – pernyataan persuasif.
2Penggunaan pernyataan atau ungkapan yang bersifat menilai atau mengomentari.Teater Mandiri pekan ini berumur 40 tahun—sebuah riwayat yang takmudah, seperti hampir semua grup teater di Indonesia.

Bagi saya, teater ini adalah ”teater miskin” dalam pengertian yang berbeda dengan rumusan Jerzy Grotowski.

3Penggunaan istilah teknis.Imaji

Persepsi

Le vecu

fotograf

4Penggunaan kata kerja mental.Malam hari, ketika kantor sepi, ia akan menggunakan ruangan yang terbatas dan sudah aus itu untuk latihan teater.

Ia tak menuntut mereka untuk berakting dan mengucapkan dialog yang cakap. Ia membuat mereka jadi bagian teater sebagai peristiwa, bukan hanya cerita.

Bahasa tak bisa mengungkapkan apa yang ada di bawah sadar, tak bisa mengartikulasikan hidup yang dijalani, le vecu.

Baca Juga : Jawaban Membandingkan Kritik dengan Esai Berdasarkan Pengetahuan dan Pandangan

2. Menurut saya Teks “Menimbang Ayat-ayat Cinta” dan “Gerr” memiliki gaya bahasa yang berbeda. “Menimbang Ayat-ayat Cinta” memiliki gaya bahasa yang lebih indah dan romantis, dengan penggunaan kata-kata yang elegan dan deskripsi yang sangat rinci tentang perasaan tokoh-tokohnya. Di sisi lain, “Gerr” memiliki gaya bahasa yang lebih santai, dengan bahasa yang lebih bersemangat dan penuh dengan slang atau kata-kata yang umum digunakan dalam lingkungan remaja.

Kesimpulan

itulah pembahasan tentang jawaban menganalisis kebahasaan kritik sastra dan esai yang terdapat pada buku Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas XII  Kurikulum Merdeka. Penyajian jawaban ini semoga dapat bermanfaat dalam membantu sobat dalam belajar.

Disclaimer : Pembahasan mengenai jawaban di atas merupakan panduan yang dapat digunakan dalam belajar, bukan jawaban yang mutlak akan tetapi bersifat terbuka dan masih dapat dikembangkan.

Tinggalkan komentar