Pengertian, Jenis, Macam-Macam, dan Contoh Majas

Pernah mendengar kalimat seperti “kasih ibu tak terhingga sepanjang masa”? Jika pernah, kalimat tersebut merupakan salah satu contoh dari kalimat majas yang secara tidak sadar sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran mengenai kalimat majas dan jenisnya biasanya dipelajari ketika berada di bangku Sekolah Dasar atau Sekolah Menengah Pertama.

Pengetahuan mengenai beragam jenis dan macam majas seringkali terlupa karena tidak sering digunakan. Untuk mengetahui apa saja jenis dan macam majas beserta penjelasan dan contohnya, berikut ulasannya:

Pengertian Majas

Pengertian Majas

Majas atau juga dikenal sebagai gaya bahasa yaitu pemanfaatan dalam keberagaman bahasa yang kemudian digunakan untuk karya sastra agar terkesan semakin hidup. Penggunaan kalimat majas akan sering ditemukan di dalam karya sastra seperti puisi dan prosa. Berfungsi sebagai kalimat yang membuat makna karya sastra semakin dalam dan dimengerti dengan cara tersirat.

Pengertian dari majas yaitu pengibaratan bahasa yang digunakan untuk memberikan kesan imajinatif atau memberikan dampak emosional yang mendalam bagi para pembaca atau pendengar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) majas merupakan cara melukiskan sesuatu dengan menggunakan kiasan.

Sebagai contoh yaitu ketika ada kalimat seperti “Ibnu adalah tangan kanan pemimpin perusahaan”, yang dimaksud tangan kanan bukan lah tangan kanan dalam anggota tubuh, melainkan kiasan pengganti untuk mengartikan orang kepercayaan.

Pengertian Majas Menurut Para Ahli

Menurut para ahli pengertian majas pun berbeda-beda, berikut penjelasan lengkapnya.

1. Gorys Keraf

Menurut Gorys Keraf majas memiliki arti yang baik bila memiliki tiga dasar, yaitu kejujuran, sopan santun, dan menarik.

2. Aminuddin

Menurut Aminuddin majas adalah sebuah gaya bahasa dan cara yang dapat digunakan oleh penulis atau pengarang dalam mendeklarasikan gagasan yang dimiliki sesuai dengan tujuan dan dampak yang ingin didapatkan dari pembaca.

3. Prof. Dr. H. G. Tarigan

Menurut Prof. Dr. H. G. Tarigan majas merupakan cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa yang khas dan memperlihatkan jiwa serta kepribadian penulis.

4. Luxemburg dkk

Menurut Luxemburg dkk majas ialah sesuatu yang mendefinisikan ciri khas pada sebuah teks. Terdapat perbedaan yang mencirikan teks tersebut dengan yang lainnya.

Jenis Jenis Majas

Jenis Jenis Majas

Jenis majas dibagi ke dalam empat jenis. Keempat jenis majas tersebut ialah majas perbandingan, majas sindiran, majas penegasan, dan majas pertentangan. Ciri khas dan perbedaan diantara setiap majas tersebut ialah:

1. Majas Perbandingan

Majas perbandingan yaitu majas yang sering digunakan untuk membandingkan satu objek dengan objek lainnya. Penggunaan majas perbandingan dapat dilihat melalui proses, kelebihan, dan penyamaan.

2. Majas Sindiran

Majas sindiran yaitu majas yang bertujuan untuk menyindir orang lain atau perilaku dan kondisi yang sedang dihadapi.

3. Majas Penegasan

Majas penegasan yaitu gaya bahasa majas yang bertujuan untuk meningkatkan pengaruh kepada pembaca agar bersedia untuk menyetujui gagasan atau kejadian.

4. Majas Pertentangan

Majas pertentangan yaitu majas yang digunakan sebagai penentang kata-kata asli yang seharusnya dituliskan ke dalam teks.

Jenis-jenis majas di atas memiliki setiap bagian sub jenis yang kemudian disebut sebagai macam macam majas.

Baca juga artikel Bahasa Indonesia:

Macam Macam Majas

Macam Macam Majas

Macam-macam majas terdiri dari empat jenis majas yang memiliki sub jenis nya masing-masing. Setiap jenis majas memiliki setidaknya tiga macam majas yang sering digunakan. Berikut ulasan mengenai beragam macam majas:

1. Majas Perbandingan

  • Personifikasi: Merupakan majas yang bertujuan untuk membuat benda mati dapat bersikap seperti manusia atau benda hidup.
  • Metafora: Majas metafora mampu memposisikan sebuah objek yang bersifat sama dengan pesan yang disampaikan ke dalam bentuk ungkapan.
  • Asosiasi: Membandingkan dua objek yang berbeda, dengan menggunakan kata seperti “bagaikan, bak, seperti” dan lainnya, majas asosiasi membuat dua objek yang berbeda terlihat sama.
  • Hiperbola: Majas hiperbola merupakan salah satu macam majas yang sangat sering digunakan, memiliki ciri khas yaitu pengungkapan sesuatu dengan sangat berlebihan dan terkadang tidak masuk akal.
  • Eufemisme: Digunakan untuk menggantikan kata pengganti untuk sejumlah kata yang dianggap kurang halus atau terlalu kasar.
  • Metonimia: Majas metonimia memiliki ciri khas yaitu merujuk istilah brand atau merek kepada hal yang umum.
  • Simile: Menggunakan kata hubung seperti “bak, bagaikan, seperti” dan lainnya yang kemudian digunakan untuk menyandingkan kegiatan dengan ungkapan ke dalam kalimat.
  • Alegori: Majas alegori merupakan bentuk majas yang menyandingkan objek dengan kiasan kata-kata dalam gaya bahasa.
  • Sinekdoke: Majas sinekdoke terbagi menjadi dua, yaitu sinekdoke pars pro toto dan sinekdoke totem pro toto. Pengertian dari sinekdoke pars pro toto yaitu gaya bahasa yang menyebutkan sebagian unsur untuk menunjukkan keseluruhan. Sedangkan sinekdoke totem pro toto yaitu gaya bahasa yang menunjukkan keseluruhan untuk merujuk pada sebagian unsur.
  • Simbolik: Gaya bahasa majas simbolik mencirikhaskan manusia dengan sikap makhluk lainnya dalam sebuah ungkapan dengan cara membandingkannya.

2. Majas Sindiran

  • Ironi: Seperti memutar balikkan fakta dengan kiasan kata yang halus namun memberikan kesan yang dalam.
  • Sinisme: Berbeda dengan ironi yang menyampaikan sindiran dengan halus, majas sinisme cenderung menyampaikan sindiran secara langsung melalui kata-kata.
  • Sarkasme: Tingkat majas sindiran paling tinggi yaitu dengan menyampaikan sindiran secara kasar seperti majas sarkasme.

3. Majas Penegasan

  • Pleonasme: Majas yang menggunakan kata yang bermakna sama dan terkesan seperti tidak efektif atau pemborosan kata, namun sengaja digunakan untuk mempertegas suatu hal.
  • Repetisi: Sesuai dengan namanya, majas repetisi merupakan majas yang menggunakan pengulangan kata dengan makna yang sama sebegai penegasan.
  • Retorika: Memberikan penegasan dengan bentuk seperti pertanyaan yang sudah ada jawabannya dan tidak perlu dijawab.
  • Klimaks: Mengurutkan susunan kata dari tingkatan rendah hingga tinggi.
  • Antiklimaks: Berbeda dengan klimaks, majas antiklimaks mengurutkan susunan kata dari tingkat tinggi menuju rendah.
  • Paralelisme: Gaya bahasa majas yang sering terdapat di dalam karya puisi ini memiliki definisi yang berbeda dalam hal pengulangan kata. Jika pengulangan kata dilakukan di awal, maka disebut anafora. Namun jika pengulangan kata di akhir, maka disebut epifora.
  • Tautologi: Majas tautologi menggunakan kata-kata yang bersinonim dalam melakukan penegasan.

4. Majas Pertentangan

  • Litotes: Ungkapan untuk merendahkan diri biasa digunakan oleh beberapa orang meskipun kenyataanya sangat berbeda, ungkapan seperti itu merupakan majas litotes.
  • Paradoks: Bagian dari melakukan pertentangan antara fakta atau situasi yang sedang berlangsung dengan kebalikannya.
  • Antitesis: Majas antitesis merupakan gaya bahasa yang memadukan kata berpasangan yang memiliki arti bertentangan.
  • Kontradiksi Interminus: Menyanggah pernyataan yang telah diungkapkan sebelumnya. Dalam kasus penggunaan majas kontradiksi interminus, penggunaan kata seperti kecuali atau hanya saja, biasa digunakan.

Contoh Kalimat Majas

Contoh Majas

Contoh contoh majas di bawah ini merupakan contoh majas yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari namun tidak disadari bahwa kalimat tersebut merupakan kalimat majas. Berikut contohnya:

  • Air hujan yang turun seakan berteriak dan mengajakku untuk teriak bersamanya (personifikasi)
  • Ibnu merupakan tangan kanan pemimpin perusahaan (metafora)
  • Akbar dan adiknya memang kembar sejati, dilihat dari jauh atau dekat mereka bagaikan pinang dibelah dua (asosiasi)
  • Kasih ibu tak terhingga sepanjang masa (hiperbola)
  • Kasihan sekali dia, hidup sebagai tunawisma (eufemisme)
  • Biasakan sikat gigi dua kali sehari dengan menggunakan Pepsodent (metonimia)
  • Kepanikannya seperti ikan yang terdampar di daratan (simile)
  • Kamu adalah rumah bagiku (alegori)
  • Sejak tadi pagi hingga matahari di tengah kepala begini, batang hidung nya belum kelihatan (sinekdoke)
  • Irene sangat malu-malu kucing (simbolik)
  • Kamarmu sangat rapi ya, aku sampai tidak bisa menemukan tempat untuk berbaring (ironi)
  • Jangan bernyanyi, suaramu membuat telingaku sakit (sinisme)
  • Bagaimanapun, kamu tetap sampah masyarakat (sarkasme)
  • Tina naik ke atas tangga dengan hati-hati (pleonasme)
  • Kamu pembohong, kamu membuat pernyataan palsu, kamu yang menipu ku (repetisi)
  • Dimana tempat berjualan banyak barang, pasar? (retorika)
  • Lantai satu, dua, tiga, dan empat selalu memiliki masalah dengan listrik (klimaks)
  • Orang tua, dewasa, remaja, anak-anak, merupakan individu yang memiliki HAM masing-masing (antiklimaks)
  • Bunga mawar merah, bunga cantik di taman, bunga kesukaan wanita (paralelisme)
  • Pemandangan gunung itu terlihat begitu indah, cantik, dan menakjubkan (tautologi)
  • Ini bukan apa-apa, aku hanya beruntung (litotes)
  • Pesta ulang tahun memang sangat ramai, aku merasa sendirian (paradoks)
  • Tua-muda menyukai permen karet (antitesis)
  • Kualitas pendidikan semakin membaik, kecuali mereka yang berada di zona perbatasan (kontradiksi interminus)

Penggunaan majas di kehidupan sehari-hari memang terkadang tidak disadari. Dengan begitu, mempelajari majas memang sangat dibutuhkan. Berikut adalah video yang bisa membantu kamu dalam mempelajari majas dengan mudah.

Terima kasih telah mengunjungi Sudut Pintar, semoga artikel ini bisa bermanfaat. Jika ada yang perlu ditambahkan silahkan berikan di kolom komentar. Semoga harimu menyenangkan 🙂

Referensi: https://id.wikipedia.org/wiki/Majas

Tinggalkan komentar